Ticker

6/recent/ticker-posts

Agar Tidak Menyesal, Pertimbangkan 3 Hal Ini Sebelum Menentukan Jurusan Kuliah


Lulus Sekolah Menengah Atas( SMA) memanglah membahagiakan. Jenjang sekolah yang diawali 12 tahun kemudian itu kesimpulannya tuntas pula. Terlebih SMA, berbeda dengan jenjang tadinya. Tentu banyak kenangan bersama sahabat yang tidak dapat dibiarkan.

Tetapi, ekspedisi belum berakhir, sobat! Lulus SMA tidaklah ujung. Tanamkanlah motivasi dalam diri, kalau pembelajaran masih wajib bersinambung ke jenjang selanjutnya. Ya, pembelajaran berikutnya yakni perkuliahan.

Saya beritahu kamu satu perihal; kuliah itu, lebih asik dari sekolah( SD, SMP, serta SMA). Pasti saja ada alibi dibalik itu. Awal, kuliah tidak butuh seragam. Kita dapat menggunakan baju leluasa. Tetapi senantiasa wajib senantiasa apik, sopan, serta bersih.

Kedua, jadwalnya tidak sepadat dikala sekolah dahulu, perihal mana seminggu penuh. Biasanya kuliah masing- masing semesternya dekat 20 sks dalam seminggu. Abaikan bila terdapat mahasiswa yang bilang,“ Iya, jadwalnya tidak padat, tetapi tugasnya menggunung”. Percayalah, tugas menggunung itu akibat malas mengerjakan, bukan sebab banyaknya tugas.

Ketiga, dosennya tidak sering masuk. Alibi ketiga ini buat mahasiswa senangnya bukan main. Walaupun sebagian mahasiswa yang bener- bener hasrat kecewa tidak terdapat pelajaran.

Selaku catatan berarti, kuliah itu bukan seberapa kerap dosen menerangkan pelajaran, namun seberapa banyak novel serta harian yang kita baca sekalian pahami. Intinya, bila kuliah cuma mengandalkan ilmu yang di informasikan dosen, hingga kita lulus tidak hendak bisa apa- apa melainkan cuma sedikit sekali.

Ahhaa, berdialog perkuliahan, banyak calon mahasiswa yang gundah- gulana dalam memastikan jurusan. Memutuskan memilah jurusan apa tidak gampang. Apalagi, banyak pula mahasiswa dalam ekspedisi kuliahnya menyesal memilah jurusan tersebut.

Saya sendiri sempat hadapi itu, penyesalan dalam ekspedisi kuliah. Selaku lulusan Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) jurusan Metode Pc serta Jaringan, meneruskan jenjang strata 1 jurusan Pembelajaran Agama Islam itu bak orang tersesat. Banyak kesulitan- kesulitan yang kutemui di situ. Pasti saja, lah umumnya pegang pc, di kuliah pegang kitab- kitab keagamaan.

Berjalannya waktu, ketersesatan itu tidak jadi soal lagi. Saya mulai terbiasa dengan kitab- kitab kegamaan yang ditulis dengan bacaan Arab gundul. Tidak lagi susah mengolah tafsir serta filsafat. Penyesalan cumalah angin kemudian. Kesimpulannya, bagiku, saya lagi tersesat di jalur kebenaran.

Eh, maap, malah jadi curhat. Oke, buat meminimalisir penyesalan serta supaya pas memilah jurusan, hendak kuberikan panduan memilah jurusan kuliah.

1. Atensi serta Bakat
Atensi yakni kegemaran, sebaliknya bakat yakni keahlian. 2 perihal ini ialah faktor sangat utama dalam memilah jurusan. Jangan abaikan, pertimbangkanlah dengan baik. Cobalah buat bertanya pada diri sendiri, bidang apa yang sangat diminati serta digemari? Dalam sebagian perihal, tidak mempunyai keahlian tidak jadi soal, serta tidak terdapat kaitannya dengan akademik, asalkan atensi( hasrat). Atensi itu hendak berganti jadi pupuk semangat yang mendesak kita, dari yang tidak dapat jadi dapat, tidak ketahui jadi ketahui.

Sebaliknya bakat lebih cenderung kepada akademik. Semenjak kecil mempunyai bakat di bidang berolahraga, bisa jadi mengambil jurusan berolahraga dapat jadi opsi. Mempunyai bakat menggambar serta berhitung, bisa jadi jurusan arsitektur dapat dijadikan opsi.

Emm bisa jadi dapat dikatakan, saya memilah jurusan PAI bukan sebab bakat, namun atensi. Gimana ingin memiliki bakat, jadi santri di pondok cuma 3 minggu, baca al- Quran masih belepotan, serta hafal hadits dapat dihitung jari. Minatlah yang membuatku kesimpulannya menyayangi jurusan yang kupilih. Apalagi, saya merupakan mahasiswa yang sangat awal menuntaskan tugas akhir( Skripsi) di angkatanku, juga saya lulus dengan predikat cumlaude( sempurna).

Memilah jurusan sebab atensi maupun bakat, tentukanlah. Berikutnya, iringi dengan doa serta semangat. 2 perihal itu hendak meruntuhkan bilik keterbatasan dalam diri kita.

2. Prospek Kerja
Sebagian mahasiswa yang masih idealis umumnya hendak bertutur, kuliah itu cari ilmu, bukan cari ijazah buat kerja. Ya bolehlah idealisme itu dikemukakan. Tetapi memanglah, kerja jadi salah satunya perihal yang dapat diukur serta konkret.

Bayangkan saja, seandainya mereka yang idealis itu lulus kuliah serta tidak memperoleh kerja setelahnya, masihkan mereka menuturkan perkata itu dengan santai. Banyak yang tidak ketahui, banyak mahasiswa yang tekanan pikiran, juga malu, lulus kuliah tetapi di rumah jadi pengangguran. Satu perihal berarti, jadi idealis itu boleh, hendak namun wajib senantiasa memikirkan instan kerja di masa depan.

Buat itu, tidak salah apabila kita memikirkan kesempatan kerja serta karir usai menyelesaikan perkuliahan. Memperoleh kerja sehabis lulus ialah idaman tiap mahasiswa. Orang tua juga turut bangga. Emm, jangan kurang ingat, kerja( berpenghasilan) pula bagian dari ikhtiar mencari jodoh. Ingin melamar pujaan hati tetapi status pengangguran, jangan harap lamaran hendak berjalan mudah. Hehehe

3. Nasehat Orang Tua
Mintalah komentar serta nasehat orang tua, ataupun saudara dekat. Terkadang, memastikan jurusan kuliah ialah momen krusial. Banyak calon mahasiswa yang galau serta bimbang, kadangkala pula sangat berambisi, perihal mana dapat saja itu membuat benak jadi tidak jernih. Sebagian permasalahan, calon mahasiswa memilah jurusan sebab ikut- ikutan sahabat. Sangat, jangan hingga itu terjalin.

Berdiskusilah dengan baik. Apabila butuh, ajak mangulas jurusan yang hendak diseleksi secara mendalam, mulai dari atensi, bakat, serta prospek kerja. Perihal berarti yang lain, yakinkan orang tua kita mampu membiayai kebutuhan kuliah. Jangan memforsir! Pasti, itu tidak baik. Kecuali, kita memperoleh beasiswa pada jurusan yang hendak diseleksi.

Posting Komentar

0 Komentar