Ketika berencana membeli rumah lewat KPR, salah satu keputusan terbesar yang harus diambil adalah menentukan lamanya tenor kredit. Banyak orang tergoda memilih KPR tenor panjang karena cicilannya terasa lebih ringan per bulan, tapi tak sedikit pula yang memilih tenor pendek agar cepat lunas.
Nah, bagaimana cara tahu mana yang lebih menguntungkan untuk kondisi keuangan Anda? Jawabannya bisa ditemukan lewat simulasi KPR yang akurat.
1. Bedanya tenor 15 tahun dan 20 tahun
Tenor adalah jangka waktu pelunasan pinjaman. Semakin panjang tenor, semakin kecil cicilan bulanan yang harus dibayar. Namun, total bunga yang dibayarkan ke bank juga akan lebih besar. Sebaliknya, tenor pendek membuat cicilan bulanan lebih tinggi, tapi bunga total yang dibayar jauh lebih sedikit.
Misalnya, Anda mengambil pinjaman sebesar Rp800 juta dengan bunga tetap 5% per tahun. Jika tenor 15 tahun, cicilan per bulan sekitar Rp6,3 juta dan total bunga yang dibayarkan sekitar Rp334 juta.
Tapi kalau tenor 20 tahun, cicilan turun menjadi sekitar Rp5,3 juta — lebih ringan, tetapi total bunga yang dibayar naik menjadi lebih dari Rp456 juta. Selisihnya bisa mencapai Rp120 juta hanya karena perbedaan lima tahun tenor.
2. Menentukan tenor sesuai kemampuan keuangan
Sebelum menentukan tenor, pastikan cicilan bulanan tidak melebihi 30–35% dari penghasilan. Jika gaji Anda Rp15 juta, maka batas aman cicilan adalah Rp4,5–Rp5,2 juta per bulan.
Jika cicilan dengan tenor 15 tahun terlalu besar, maka memilih tenor 20 tahun bisa jadi opsi aman — asalkan Anda punya rencana keuangan untuk melunasi lebih cepat di kemudian hari.
3. Keuntungan dan kekurangan tenor panjang
Keuntungannya, arus kas bulanan jadi lebih longgar dan terasa ringan, terutama untuk pasangan muda atau keluarga yang baru mulai berinvestasi.
Kekurangannya, total bunga yang dibayar jauh lebih besar, dan Anda terikat dengan komitmen jangka panjang yang bisa mengurangi fleksibilitas keuangan.
4. Strategi agar KPR tenor panjang tetap efisien
Jika Anda memilih tenor panjang, ada beberapa trik agar tetap menguntungkan:
- Bayar lebih besar dari cicilan wajib. Setiap tambahan pembayaran akan langsung mengurangi pokok pinjaman dan memangkas total bunga.
- Manfaatkan bonus atau THR untuk pelunasan sebagian. Ini bisa memperpendek masa pinjaman tanpa membebani keuangan bulanan.
- Hindari keterlambatan pembayaran. Denda keterlambatan bukan hanya menambah beban, tapi juga membuat bunga total semakin besar.
- Pantau bunga floating. Jika bunga berubah setelah masa fixed rate, pastikan Anda siap menyesuaikan anggaran.
5. Gunakan simulasi KPR untuk memutuskan
Kalkulator simulasi KPR bisa membantu Anda memahami dampak tenor terhadap total bunga dan cicilan. Cobalah hitung beberapa skenario: bunga 5%, 6%, atau 8%, dengan tenor berbeda.
Dengan begitu, Anda bisa melihat bagaimana perubahan kecil pada bunga atau tenor memengaruhi kewajiban bulanan Anda.
6. Kapan waktu tepat memperpendek tenor?
Jika penghasilan meningkat atau Anda mendapat tambahan dana, melakukan pelunasan sebagian di pertengahan masa kredit bisa memperpendek tenor secara signifikan. Ini adalah strategi cerdas untuk menghemat bunga tanpa mengubah perjanjian awal.
Menentukan tenor ideal bukan hanya soal ingin cepat lunas atau cicilan ringan, tapi soal bagaimana Anda menyeimbangkan antara arus kas dan total biaya bunga. Dengan simulasi dan perencanaan matang, KPR bisa jadi langkah aman untuk memiliki rumah tanpa menekan kondisi finansial.
Untuk Anda yang saat ini sudah memiliki KPR dengan tenor panjang di bank lain dan merasa beban bunga terlalu besar, kini ada solusi lebih efisien lewat KPR Take Over Bank Sinarmas. Program ini menawarkan suku bunga kompetitif, tenor hingga 25 tahun, dan proses pengalihan mudah tanpa penalti pelunasan.
Anda juga bisa menikmati fasilitas top-up untuk kebutuhan pribadi, sambil didampingi oleh tim profesional agar pengalihan berjalan lancar dan efisien. Dengan KPR Take Over, Anda bisa mengatur ulang cicilan dan menghemat total bunga secara signifikan tanpa repot.
0 Komentar